Gunung Katopasa yang terletak pada Desa Mire Kabupaten Tojo una-una Sulawesi Tengah dengan ketinggian 2852 Meter Di Permukaan Laut (mdpl). Gunung Katopasa menjadi gunung tertinggi dari gunung-gunung yang berada di sekitarnya. Gunung ini memiliki variasi medan dari hiking hingga scrambling juga memiliki 11 pos. Jika ingin bersantai menjejaki gunung ini, bisa membutuhkan waktu 5 hingga 7 hari, namun jika hanya ingin cepat menapaki puncak memakan waktu 3 hari bagi yang tenaganya mampu berjalan cepat. Gunung Katopasa mempunyai trek yang panjang dan medan yang kebanyakan sulit dibanding gampangnya. Makanya setiap ada yang ingin menjejaki gunung ini butuh persiapan fisik yang matang, persiapan mental, dan sudah pasti persiapan alat dan logistik yang lengkap.
Mei 2017 saya bersama tiga orang sahabat siap untuk menapaki Gunung Katopasa, dengan persiapan berbulan-bulan akhirnya kami diizinkan untuk punya kesempatan berkunjung kesana. 10 hari waktu yang kami siapkan untuk bersuka ria di Kabupaten Tojo una-una, 7 hari yang kami pakai untuk berada didalam hutan Gunung Katopasa, 4 hari waktu untuk naik , 2 hari untuk turun dan 1 hari menginap di puncak. Menjadi view yang luar biasa ketika berada dipuncak, suasana pagi dan sore hari menjadi kenyamanan untuk indera pelihat dan indera perasa, meskipun dingin udara Gunung Katopasa tak mau berhenti memeluk tubuh kami. Katopasa mempunyai dua puncak, satu puncak sebelum puncak sesungguhnya adalah hasil ekspedisi dari Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Tadulako Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Keindahan Gunung Katopasa menjadi surga tersembunyi yang ada pada Kabupaten Tojo una-una bagi saya. Banyak Flora dan Fauna yang hidup didalamnya. Pada waktu itu kami sempat bertemu oleh beberapa pemburu Kantong Semar, mereka mengatakan bahwa di pegunungan katopasa menjadi salah satu tempat yang banyak menghidupi kantong semar. Wajar saja mereka sering berkunjung di gunung ini. Di katopasa kami juga banyak melihat ranjau untuk babi dan anoa. Karena memang sebelum melakukan pendakian, warga setempat sudah mengatakan bahwa didalam hutan ini masih banyak babi dan anoa yang berkeliaran. Untung saja selama perjalanan kami hanya mendapatkan kotoran hewan-hewan tersebut. Coba kalau ketemu hewannya langsung, waduh.. bisa-bisa kami dikira sebagai ancaman bagi mereka, terus yang ada kami diterkam hehehehe syukur saja tidak terjadi apapun.
Adinda Mei 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar